Merupakan prosedur yang berpangkal dari
peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Generalisasi
Adalah suatu proses penalaran yang bertolak
dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang
bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Generalisasi juga dapat dikatakan
sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala,
yang dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan
secara umum.
contoh :
Didalam suatu kelas disebuah tk, ada sekitar 20 anak. Dari
20 anak hanya 10 yang lancar menulis, dan sisanya masih terbata-bata dalam
menulis. Berarti dapat disimpulkan kalo anak-anak tersebut cukup pintar dalam
lancar menulis.
Generalisasi dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu :
loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
* Generalisasi
Tanpa Loncatan Induktif (Generalisasi tidak sempurna)
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup
banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang
kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki penyakit yang sering diderita
oleh orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan sample untuk
menyimpulkannya.
Contoh :
Hampir seluruh orang di Indonesia menderita sakit magh.
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan
kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena
umum/ tidak umum.
* . Generalisasi
Dengan Loncatan Induktif (Generalisasi sempurna)
Dalam loncatan
induktif suatu fenomena belum mencerminkan seluruh faktayang ada. Fakta-fakta
tersebut yang digunakan dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang
diajukan. Dengan demikian loncatan induktif dapat diartikan sebagai loncatan
dari sebagian evidensi kepada suatu generalisasi yang jauh melampauikemungkinan
yang diberikan oleh ebidensi itu.
Analogi
Adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua
hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, anda
dapat menarik kesimpulan.
Contoh: putra-putri, pemuda-pemudi.
Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan.
Macam hubungan kausal :
a) Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b) Akibat –
Sebab.
Bobi tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak
belajar dengan baik.
c) Akibat –
Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu
beranggapan jemuran di rumah basah.
Contoh Kausal : Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya,
pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu,
irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin
mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Hipotesis atau hipotesa
Adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis
= pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang
digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir
biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari
hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di
dalamnya.
Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan
antar-konsep (pada tingkat abstrak atau teoritis), hipotesis merupakan
pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret
atau empiris). Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui
hipotesis dimungkinkan dilakukan pengujian atas teori dan bahkan membantu
pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang
teori dalam bentuk yang dapat diuji (statement of theory in testable form),
atau kadang-kadanag hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang
realitas (tentative statements about reality).
Oleh karena teori berhubungan dengan hipotesis, merumuskan
hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan
fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang
masalah penelitian, atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang
ada. Kemudian, karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji
adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan,
memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang
ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang
disusun dalam kerangka teoritis. Jadi, sumber hipotesis adalah teori
sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis
bergantung pada keadaan relatif dari teori penelitian mengenai suatu fenomena
sosial disebut hipotesis penelitian atau hipotesis kerja. Dengan kata lain,
meskipun lebih sering terjadi bahwa penelitian berlangsung dari teori ke
hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang sebaliknya yang terjadi.
Buku Gorys Keraf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar